Selasa, 24 Desember 2019

Teater Tigakoma, Puisi Senjaku Sebatas Sesal


Pukul 03.53WIB | Selasa, 24 Desember 2019

Teater TigaKoma, puisi Senjaku Sebatas Sesal.
 

(Foto : Ilustrasi, Sumber Teater Tigakoma)
Senjaku Sebatas Sesal
Karya: Devyta Ahyani
Telah tiba senjaku hari ini
Aku kira ini masih pagi
Iya, pagiku bersama sabu sabu
Dan ribuan manusia bertopeng yang mencaciku
Bila siang, aku gunakan untuk berperang
Cita citaku, kala senja tiba aku ingin ganja
     Iya, aku rasa aku akan hidup seribu tahun lagi
            Hingga aku menikmati setiap masa yang aku lalui
Tuhan, apa benar ini sudah senja?
Jika memang senja, mengapa tiada ganja?
Bukankah ini masih pagi?
Tapi mengapa tiada mentari?
Gelap, gelap, gelap, remang, redup, resah
                                                  Aku dimana tuhan?
                                                  Mengapa senjaku segelap ini?
Aku berada di tempat tanpa penghuni
Panas, api semakin mendekat
Kuingin berteriak, tapi semakin melekat
Ku tunggu tuhan tapi tak kunjung tiba
Kini, senjaku hanya sebatas sesal

(Kudus, 17 November 2019)

Karya Sastra yang dipublis kali ini merupakan Puisi. karya ini merupakan karya dari warga Teater Tigakoma yaitu Devyta Ahyani. Sebuah puisi yang sepasang dengan perjalananmu kali ini. ataupun jika ingin merenungi sebuah karakter. Tak pandang akan gelap yang dituju akan kesegaran, dari sisi gelap akan buta dari sebuah penglihatan akan merujuk pada titik penyesalan. sebelumnya jika terdapat kendala ataupun ingin mendalami bisa menghubungi kami.



http://www.facebook.com/teater.tigakomahttps://instagram.com/teatertigakoma


 #Teater_Tigakoma #Karya_Sastra #Puisi #Sesal #Jiwa