Teater Tigakoma didirikan pada tanggal 1 Syuro (Muharram) 1428 H atau 20 Januari 2007 M. Merupakan sebuah komunitas teater yang berada dalam lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muria Kudus (UMK). Gagasan berdirinya Teater Tigakoma berawal dari kegelisahan dua orang mahasiswa yang merasa bahwa di FKIP UMK perlu ada suatu komunitas teater. Mereka adalah Agus Syarofudin dan Saiful Annas. Pada mulanya Teater Tigakoma, diketuai oleh Agus Syarofudin atau “Agus Kriwil” sendiri. Ditahun pertama atau di awal kiprahnya, Teater Tigakoma masih dipandang sebelah mata oleh mahasiswa dan dosen FKIP. Seiring berjalannya waktu dan karena semakin meningkatnya kualitas karya yang tercipta baik yang berupa pementasan teater ataupun kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial lainnya stigma tersebut mulai menghilang.
Dari beberapa
kegiatan tersebut, Teater Tigakoma mampu memperlihatkan konsistensinya dalam
berteater di lingkup perguruan tinggi maupun di lingkungan masyarakat Kudus.
Proses tersebut menuntut kami terus berproses untuk menciptakan sebuah pertunjukan
pentas seni yang berkualitas. Oleh karena itu dalam proses pengembangan diri
kami mencoba belajar dari siapapun tentunya tidak tertutup pada orang-orang
yang berada dalam lingkup perguruan tinggi saja namun juga terhadap semua
orang. Hampir sembilan tahun sudah Teater Tigakoma turut mewarnai iklim seni
pertunjukan di kampus maupun di luar kampus.
Dalam usia yang
masih terbilang muda beberapa pementasan produksi sudah digarapnya. Lakon
“Anak-anak, Buku dan Satu Televisi” karya Agus Syarofudin merupakan debut pementasan
produksi pertama Tigakoma. Menyusul di tahun berikutnya lakon “Tembok” Karya
Hasyim yang merupakan ketua Teater Tigakoma di tahun kedua berhasil memukau
ratusan penonton di Auditorium UMK. Tidak berhenti di situ saja, Tigakoma
melanjutkan kembali proses penggarapan naskahnya dengan lakon “Lena Tak Pulang”
ditahun ketiga disutradarai oleh Yulian Atmaja. Lakon “Boneka Tali” karya Atik
“Tigakoma” yang disutradarai oleh Udin Menil berhasil digarap menjadi pentas
produksi ke empat. Lakon “Maling” karya dan sutradara Yulian Atmaja dan “Padang
Bulan” dengan sutradara Beni Dewa berhasil dipentaskan pada tahun berikutnya.
Pementasan selanjutnya dengan lakon “Dalam Bayangan Tuhan” karya Arifin C. Noer
dengan sutradara R. Dhani (Penpro ke-7) dan “Pesta Para Pencuri” disutradarai
oleh Saiful Anam (Penpro ke-8). Teater Tigakoma pada tanggal 15-16 April 2015
juga telah berhasil melaksanakan pentas produksinya yang ke-9 dengan naskah
“Rumahku Sunyi” karya Teater Tigakoma dan sutradara Saiful Anam dan pentas
ke-10 dengan naskah “Boneka Tali” karya Atik dengan sutradara Udin Menil
berhasil memuaskan hati para penikmat seni khususnya di kabupaten Kudus dan
sekitarnya.
Teater
Tigakoma memiliki motto “Teater Untuk Pendidikan” yang nantinya akan menjadi
pengejawantahan dalam setiap pertunjukan yang akan dipentaskan. Sebagai
komunitas teater yang berada di lingkup kampus atau perguruan tinggi, Teater
Tigakoma merasa perlu pengembangan diri sebagai proses kreativitas tanpa batas.
PERJALANAN TANPA BATAS MASIH TETAP BERLANGSUNG.
Oleh MH Aditia
Oleh MH Aditia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar