WORKSHOP TEATER TIGAKOMA 2015:
Sarana Pengenalan Sekaligus Persiapan Dalam Berproses di Dunia Teater
Proses seringkali dipandang sebagai
suatu masa atau tahapan dalam mencipta suatu karya atau produk. Dalam ranah
kesenian juga terdapat suatu proses yang harus dijalani oleh para seniman untuk
dapat menghasilkan suatu karya, mulai dari tahapan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Seluruh tahapan yang ada harus
dirancang dengan baik agar tujuan yang ingin dituju dapat tercapai pula.
Dengan adanya tahapan proses yang sangat
panjang dan tentunya tidak mudah, maka perlu diadakan suatu kegiatan yang
ditujukan untuk mengenalkan dan mempersiapkan bagaimana proses yang terjadi kepada
anggota suatu komunitas seni. Workshop merupakan salah satu sarana yang dapat
digunakan untuk tujuan di atas, dimana menurut istilah workshop merupakan
kegiatan yang di dalamnya terdapat pelatihan atau penyampaian materi secara
intensif yang berguna untuk dapat memecahkan masalah yang sedang atau
berpotensi akan terjadi.
Di dalam workshop seringkali diberikan
materi-materi atau pelatihan yang berkaitan dengan dunia keteateran, namun
sayangnya materi yang diberikan terlalu luas/melebar dan terkesan tidak
difokuskan pada program kerja yang akan dihadapi ke depannya. Akhirnya setelah peserta
selesai mengikuti kegiatan workshop dan dihadapkan pada rentetan program kerja
yang telah disepakati masih mengalami kesulitan yang tentunya akan berdampak
pada hasil yang akan didapat.
Untuk tahun ini, Teater Tigakoma mencoba
mengubah cara pandang tentang pelaksanaan workshop. Pada waktu sebelumnya
workshop hanya dianggap sebagai suatu cara untuk menambah keakraban diantara
para anggota. Sedangkan kali ini, tanpa melupakan sisi keakraban, workshop juga
ditambah pula dengan menjadikannya sebagai suatu sarana yang digunakan untuk
mengkaji segala aspek yang berkaitan dengan seni pertunjukan. Konsep yang
diterapkan yakni dengan memberikan materi kepada para anggota secara intensif
atau lebih mendalam dengan waktu pematerian yang dilaksanakan dalam beberapa
hari. Satu materi disampaikan dalam satu hari dan materi yang lain akan
disampaikan di pertemuan berikutnya. Hal ini memiliki tujuan agar nantinya
dalam menyelesaikan program kerja para anggota telah siap dikarenakan materi
yang ada dapat dibahas secara mendalam dengan durasi penyampaian materi yang
cukup.
Selain diberikan materi, peserta
workshop juga telah dibentuk menjadi tiga RT yang masing-masing telah diberikan
naskah untuk nantinya dipentaskan dalam pentas aplikasi workshop pada acara
malam puncak. Proses penggarapan naskah kurang lebih selama satu bulan. Apabila
di tengah-tengah proses, peserta workshop menemui kebingungan atau kesulitan
dalam menggarap naskah dapat ditanyakan saat pertemuan penyampaian materi
kepada pemateri yang bersangkutan. Setelah mendapat materi atau jawaban atas
kesulitan yang ditemui peserta akan dapat langsung mengaplikasikan materi
tersebut dalam naskah bersama RT-nya masing-masing. Sehingga saat acara malam
puncak atau malam pementasan peserta sudah siap dan berani untuk mementaskan
naskah yang diproses selama mengikuti workshop.
Pada umumnya kita telah mengetahui bahwa
dalam komunitas seringkali tidak hanya prinsip profesionalitas saja yang
ditinggikan namun juga ada sisi-sisi persaudaraan dan adanya usaha untuk
menjaga tradisi baik dalam komunitas. Begitu pula seluruh panitia kegiatan
workshop Teater Tigakoma 2015 ini bukan bermaksud untuk menghilangkan atau
menentang tradisi yang sudah ada dan menggantinya dengan suatu pemikiran baru
yang terkesan “asal-asalan” atau tidak memiliki pengaruh apa-apa terhadap
komunitas. Justru seluruh panitia yang terlibat telah memikirkan bagaimana
konsep yang efektif dan tepat untuk digunakan pada saat ini dengan menambah
perhatian pada materi yang diberikan namun juga tidak meninggalkan sisi-sisi
persaudaraan dan keakraban yang harus tetap dijalin sampai kapan pun. Perbedaan
yang ada hanya sesi-sesi dalam workshop yang disusun sedemikian rupa sehingga
akan lebih memberikan hasil yang maksimal. Pada muaranya seluruh konsep yang
telah dirancang memiliki tujuan untuk
dapat menghasilkan para pengurus dan anggota komunitas yang benar-benar siap
untuk berproses dalam dunia kesenian, khusunya seni teater.
(Muh. Helmi Aditia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar